Selasa, 04 Januari 2011

URGENSI BERJAMAAH DALAM ISLAM


Disusun oleh : Anggun Setianto
Islam merupakan satu – satunya agama di dunia ini yang masih terpelihara orisinalitasnya (asholah), bahkan Islamlah satu – satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. Islam juga merupakan satu – satunya agama yang diakui oleh Rabb semesta alam. Allah swt telah menegaskan hal ini di dalam Al Qur’an :
Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam......”(Qs. Ali ‘Imran: 18)
Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyebarkan dan mengajarkan Islam baik untuk diri nya sendiri maupun untuk umat nya, Rasulullah Muhammad saw yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir bagi ummat Islam juga mendapatkan tugas menyampaikan risalah dari Allah swt yang bertujuan untuk mengajarkan tauhid dan menyempurnakan akhlak. Dalam mengemban amanah menjadi Rasul Allah, Nabi Muhammad saw menyadari bahwa tugas yang diserahkan kepadanya tidak mungkin dapat dilakukan oleh satu orang manusia saja. Hal ini sudah disadari oleh Rasulullah saw sejak masa – masa pertama diturunkannya wahyu Ilahi, tetapi menurut Rasulullah saw Islam akan bisa tersebar luas di kalangan umat manusia dengan adanya suatu jama’ah yang kuat yang akan menerapkan islam pada dirinya kemudian kepada segenap alam.
Firman Allah :
“ Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.“(al-muzammil :5)
                Ketika menafsirkan ayat ini, Sayyid Quthb berkata, “Yakni berat tanggung jawab dan konsekwensinya, bukan berarti lafazh atau maknanya, bahkan ia dimudahkan penyebutannya. Maka langkah pertama dalam kehidupan Rasulullah saw adalah menegakkan dan mewujudkan jama’ah tersebut. Hal lain yang juga menguatkan Rasulullah saw tentang jama’ah adalah melalui peri kehidupan para Nabi dan Rasul sebelumnya di dalam wahyu yang diturunkan Allah swt kepadanya, bahwa setap nabi yang mendapatkan sambutan baik dari dari kaumnya, lalu mereka membentuk suatu jama’ah yang mengemban tugas da’wahnya, maka berkembang serta kekallah da’wah dan lembaran – lembaran ajarannya. Kemudian jama’ah tersebut akan dibangkitkan pada hari kiamat mengikuti Nabinya dalam suatu bentuk yang indah. Tetapi sebaliknya Nabi yang tidak mendapatkan sambutan baik dari kaumnya dan tidak membentuk suatu jama’ah yang akan mengemban tugas da’wahnya  maka sirnalah da’wah dan lembaran – lembaran ajarannya dan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sorang pengikut pun, namun ia seorang diri adalah satu umat.
Nabi saw mengungkapkan makna ini dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh imam muslim dari Ibnu Abbas ra.
”Diperlihatkan kepadaku umat – umat terdahulu, lalu aku lihat seorang Nabi bersama kaumnya, dan ada pula seorang Nabi yang hanya disertai satu atau dua orang, bahkan ada seorang Nabi yang tidak diikuti seorang pun. Tiba – tiba diperlihatkan kepadaku sejumlah besar manusia, lalu aku mengira bahwa mereka adalah umatku, lalu dikatakan kepadak, “(Mereka) ini adalah Musa dan umatnya.” tetapi lihatlah ke ujung sana.” lalu aku melihatnya, dan tiba – tiba terlihat sejumlah besar manusia, lalu dikatakan kepadaku,” (Mereka) ini adalah umatmu.”  

Untuk lebih jelas mengenai jama’ah ada beberapa definisi yang bisa kita ketahui :
1.       Jama’ah menurut bahasa :
Di dalam al-Mu’jam al- Wasith, jama’ah diartikan dengan : “sejumlah besar manusia”, atau “sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.”
2.       Jama’ah menurut syariat :
Jama’ah menurut syariat seperti yang telah disimpulkan di dalam buku “Menuju Jama’atul Muslimin” adalah masyarakat umum atau pengikut Islam yang telah bersepakat dalam suatu perkara yaitu untuk menyepakati seorang amir.
Selanjutnya tujuan dari jama’ah juga di bagi menjadi dua, yaitu:
1.       Tujuan Khusus :
a.       Pembentukan pribadi – pribadi muslim (binaa’ al-fard al-Muslim)
b.      Pembentukan rumah tangga muslim (binaa’ al-Usrah al-Muslimah)
c.       Pembentukan masyarakat Muslim (binaa’ al-mujtama’ al-Muslim)
d.      Penyatuan umat Islam(Tauhid al-ummah al-Islamiyah)
2.       Tujuan umum :
a.       Agar seluruh manusia mengabdi pada Rabb yang Mahaesa.
b.      Agar senantiasa memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
c.       Agar menyampaikan da’waha Islam kepada segenap umat manusia
d.       Agar menghapuskan fitnah dari segenap muka bumi
e.      Agar memerangi segenap umat manusia sehingga mereka bersaksi dengan persaksian yang benar (syahadatain)

Jika melihat definisi serta tujuan dari sebuah jama’ah Islam maka tidak salah jika Rasulullah saw mengungkapkan pentingnya jama’ah ini bagi keberhasilan da’wah, dan menyatakan bahwa jama’ah inilah yang akan menentukan eksis atau tidaknya da’wah Islam. Hal ini diungkapkan Rasulullah saw dalam munajatnya kepada Allah swt pada perang badar, sebagaimana diriwayatkan dari Umar bin Khattab. Nabi saw menghadap kiblat, kemudian menjulurkan tangannya seraya berdo’a kepada Rabb-nya :
“Ya Allah, jika kelompok(jama’ah) dari orang – orang Islam ini hancur, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini”(Hr. Muslim)
Apa yang diungkapkan Rasulullah saw dalam do’anya mungkin saja terjadi karena Muhammad saw adalah kelompok (jama’ah) terakhir dari kelompok para Nabi dan Rasul yang mulia, kemudian juga karena Rasulullah saw tidak dapat membina jama’ah baru jika jama’ah yang telah dibina dan ditegakkannya selama lima belas tahun penuh di Mekkah dan Madinah ini hancur. Dengan demikian bila hal tersebut terjadi maka tidak akan ada ibadah kepada Allah di muka bumi.
                Terkait dengan urgensi atau pentingnya jama’ah di dalam Islam juga disepakati oleh para pemikir Islam masa kini bahwa jama’ah wajib ditegakkan. Berikut perkataan dari para pemikir masa kini terkait pentingnya jama’ah dalam Islam :
  1. Ustadz Al- Maududi mengatakan, “Di antara sunatullah di atas bumi ini ialah, bahwa da’wah (Islam) ini harus diperjuangkan oleh orang – orang yang senantiasa memeliharanya dan dan mengatur urusannya.
  2. Ustadz Hasan al-Banna mengatakan, “ Da’wah ini wajib dibawa oleh suatu jama’ah yang mempercayainya dan berjihad di jalannya.
  3. Ustadz Sayyid Quthb berkata, “ Bagaimana proses kebangkitan Islam dimulai? sesungguhnya ia memerlukan kepada golongan perintis yang menegakkan kewajiban ini.
  4. Ustadz Sa’id Hawwa berkata, “ Satu – satunya penyelesaian ialah harus tegak jama’ah.
  5.  Ustadz Fathi Yakan berkata, “ Rasulullah tidak pernah sama sekali mengandalkan kepada kerja individual (infiradi), tetapi sejak awal beliau telah menganjurkan penegakan jama’ah.
  6. Ustadz Muhammad Ahmad Rasyid berkata, “sesungguhnya titik awal sekarang adalah titik awal pada masa Rasulullah saw. Yaitu harus ada di permukaan bumi ini orang – orang yang menegakkan agama yang benar itu.
Jika telah jelas hakikat ini dari Sirah Rasulullah saw dan kewajiban ini pun telah dipahami oleh para da’i Islam, maka setiap Muslim yang menyadari kewajiban da’wah Islam atas dirinya dn ingin bergerak untuk da’wah ini, wajib menjadikan langkah pertamanya dalam kehidupan ini sebagaimana langkah Rasulullah saw. Yaitu mencari jama’ah, atau mewujudkannya, untuk membantunya melaksanakan kewajiban da’wah yang amat berat tersebut.



           
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar